Pendampingan Pembudidaya Rumput Laut Oleh Penyuluh Dengan Memanfaatkan Hasil Riset Kultur Jaringan Rumput Laut BRPBAP3

1427

Maros_ Kementerian Kelautan Perikanan, (KKP) khusunya Badan Riset Sumber Daya Manusia Kelautan Perikanan (BRSDM KP) terus mendorong tumbuhnya inovasi dari hasil riset, yang dihasilkan oleh peneliti dan selanjutnya untuk dikembangkan oleh masyarakat.

Ketersediaan bibit rumput laut untuk menunjang kegiatan budidaya yang berkelanjutan merupakan hal yang tidak dapat diabaikan. Dengan kultur jaringan, penyediaan bibit rumput laut unggul untuk kegiatan budidaya diharapkan dapat dilakukan secara kontinu. Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan (BRPBAP3) Maros telah mengembangkan bibit rumput laut hasil kultur jaringan. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan informasi mengenai potensi pengembangan bibit rumput laut hasil kultur jaringan sehingga dapat digunakan dalam kegiatan budidaya.

Bentuk tanggung jawab sebagai Balai riset untuk ke masyarakat maka Hasil Riset Kultur Jaringan Rumput Laut tersebut harus diaplikasikan kepada masyarakat olehnya itu, BRPBAP3 memberikan pendampingan kepada  pembudidaya rumput laut oleh penyuluh perikanan kepada salah satu kelompok pembudidaya yang ada di Desa Borimasunggu Dusun Borongkaliku Kecamatan Maros Baru Kab. Maros Jumat, 21/09/2018. Pendampingan dengan mengaplikasikan hasil riset kultur jaringan rumput laut di saksikan langsung oleh salah satu  peneliti pada kelompok Bioteknologi BRPBAP3 Maros Ibu Sri Redjeki Hesti Mulyaningrum yang merupakan peneliti yang terlibat pada penelitian tersebut, Kasubseksi pelayanan Teknis Ibu Rosmiati, koordinator penyuluh Kec. Maros Baru Bapak Dahlan, Kepala Instalasi Maranak Bapak Burhanuddin serta beberapa orang kelompok pembudidaya yang ada di lokasi tersebut.

Menurut ibu Sri Redjeki, Salah satu kendala dan  masalah ditingkat pembudidaya rumput laut, adalah ketersedian bibit yang berkualitas (cepat tumbuh) maupun kualitas mutu produksi.  Hasil kultur jaringan dapat mempercepat produksi maka dari itu, untuk memenuhi ketersediaan bibit rumput laut yang bermutu maka telah dilakukan perbanyakan rumput laut Gracilaria sp. hasil kultur jaringan di tambak. Hasil kultur jaringan eksplan rumput laut di laboratorium selama dua bulan, kemudian dilanjutkan dengan aklimatisasi di tambak selama dua bulan hingga mencapai tanaman muda rumput laut yang siap diperbanyak untuk dijadikan bibit unggul rumput laut.

Lebih lanjut Sri Redjeki menjelaskan bahwa beberapa keuntungan perbanyakan bibit rumput laut melalui kultur jaringan dibandingkan metode konvensional diantanya memungkinkan untuk menghasilkan tanaman yang seragam dalam jumlah yang banyak dari strain yang telah terseleksi dengan karakteristik yang diinginkan, dapat menghindari eksploitasi sumber bibit dari alam secara berlebihan, sebagai sumber plasma nutfah dimana lokasi yang jauh dari sumber bibit alam dapat memanfaatkan sumber plasma nutfah dari hasil kultur jaringan, memungkinkan penyediaan bibit rumput laut dengan generasi baru, umur bibit rumput laut yang digunakan dalam budidaya dapat tertelusur sehingga memudahkan untuk memperkirakan waktu untuk memperbaharui bibit. Dengan kultur jaringan penyediaan bibit dilakukan secara in vitro sehingga dapat dilakukan secara kontinu tidak tergantung pada kondisi alam.