Maros, 30 April 2018. Terletak di antara gugusan pegunungan kapur, Dusun Rammang-Rammang, Desa Salenrang Kabupaten Maros, sudah mendunia terkenal sebagai kawasan wisata alam yang menyajikan pemandangan alam yang eksotis berupa gugusan bukit bebatuan, kelokan sungai yang dikelilingi pohon Nipah dan Bakau. Tidak hanya itu, hamparan sawah dan tambak tradisional menjadi suguhan menarik bagi pengunjung.
Tambak yang ada di Rammang-Rammang terletak berdampingan dengan sawah, yang dikelola secara tradisional dan bergantung pada kuantitas dan kualitas air pasang surut melalui Sungai Pute. Pengelolaan tambak pun diorganisir oleh kelompok pembudidaya ikan yang bernama Pokdakan Berua. Anggota kelompok merupakan warga Dusun Rammang-Rammang yang juga berprofesi sebagai pengemudi perahu.
Pendampingan kelompok pembudidaya ikan selama ini dilakukan oleh penyuluh perikanan. Karakteristik perairan yang dipengaruhi musim menjadikan tambak dikelola secara tradisional dengan komoditas ikan Nila, ikan Bandeng dan udang Vaname. “Namun kadang pengelolaan kurang optimal karena pada musim kemarau, kami harus menggunakan pompa untuk memasukkan air di tambak” ungkap Darwis, Ketua Pokdakan Berua. BRPBAP3 telah membangun komunikasi dengan Pokdakan berkat informasi dari penyuluh perikanan untuk mencoba memberikan pendampingan teknologi sesuai karakteristik lokasi.
Inisiasi awal dilakukan diseminasi teknologi budidaya ikan Nila yang telah dilakukan pada tanggal 6 Maret 2018. Pada kesempatan tersebut, dilakukan pengenalan budidaya ikan Nila kepada pembudidaya karena sifat ikan Nila yang mampu beradaptasi pada rentang salinitas yang lebar. Tim peneliti Teknologi Budidaya BRPBAP3 juga telah mengidentifikasi teknologi apa saja yang dapat disampaikan kepada pembudidaya dan pergiliran komoditas budidaya berdasarkan karakteristik perairan.
Tindak lanjut inisiasi tersebut diwujudkan dalam kegiatan pemetaan luasan tambak oleh tim peneliti BRPBAP3 yang terdiri dari tim peneliti Sumber Daya Lingkungan dan tim peneliti Teknologi Budidaya. Ground check survey dilakukan pada hari Senin, 30 April 2018 oleh Ketua Kelompok Peneliti Sumber Daya Lingkungan BRPBAP3, Mudian Paena, S.Pi, M,Si dan tim yaitu Hasnawi, S.Pi, M.Si; Indra Jaya, S.Pi, M.Sc, Deborah, A.Md. Survei dilakukan dengan mengambil titik koordinat dan konfirmasi lapangan untuk memetakan luasan tambak yang ada di kawasang Rammang-Rammang.
“Tujuan survei ini secara umum untuk melanjutkan program pendampingan Balai kepada Pokdakan di Rammang Rammang, dan secara khusus untuk memetakan luasan tambak yang ada” Jelas Mudian Paena. “Dengan adanya peta luasan tambak, akan menjadi informasi bagi Pokdakan dan pengunjung bahwa di lokasi ini selain panorama alami yang luar bisa, kita juga disuguhkan informasi sumber produksi perikanan yang dapat berpotensi dikelola sebagai alternatif tujuan wisata”tambahnya. “Peta hasil survei ini akan dibuatkan display khusus yang ditempatkan di tepi tambak” jelas Hasnawi. “Setelah melakukan ground check survei ini, kami akan melakukan penyusunan peta dan hasilnya akan diserahkan kepada Pokdakan”sambungnya.
Selain pengambilan titik koordinat tambak, dilakukan juga pengukuran kualitas air secara insitu. Deborah melaporkan bahwa kualitas air di hamparan tambak cenderung tawar dengan rentang salinitas antara 0.5 – 1 promil. “Untuk kandungan oksigennya cukup tinggi yaitu 6 – 8 mg/L. Hal ini cukup wajar karena sampling dilakukan siang hari dan pada tambak terlihat cukup rimbun tanaman air” Papar Deborah. “Secara rutin, Balai akan memantau kualitas air di tambak ini sebagai data untuk budidaya” tambahnya.