Takalar, 9 April 2018. BRPBAP3 sebagai Pusat Unggulan IPTEK Udang menerima perwakilan dari PT. Alita Jakarta yang melakukan konsultasi sistem budidaya super intensif untuk komoditas udang. Konsultasi dilakukan langsung di lokasi budidaya di Instalasi Tambak Percobaan BRPBAP3 yang berlokasi di Takalar. Prof Rachman Syah sebagai peneliti utama sistem teknologi ini menyampaikan secara detail sistem budidaya yang telah diteliti selama ini dan kinerja yang telah dicapai berdasarkan fakta empiris di lokasi budidaya. “Sistem ini harus dipandang secara komprehensif bahwa budidaya membutuhkan pengelolaan air intake dan limbah yang dihasilkan melalui IPAL”ujar Prof Rachman Syah. “Satu kesatuan sistem yang dijalankan sesuai prosedur akan menghasilkan produksi yang optimal dan berkelanjutan”tambahnya.
Turut mendampingi, penanggung jawab instalasi, Makmur, S.Pi yang menjelaskan pemeliharaan komoditas lainnya dapat dilakukan untuk memanfaatkan kuantitas air di IPAL. “Komoditas seperti ikan nila, rumput laut, bandeng telah kita uji coba dipelihara di kolam IPAL dan produksinya menggembirakan. Inilah yang disebut co-product dalam sistem budidaya secara terintegrasi”ungkap Makmur.
Saat ini di instalasi tambak Takalar sedang dilakukan penelitian polikultur udang dan ikan nila dalam satu media namun berbeda ruang. Rekayasa media budidaya dilakukan untuk mengoptimalkan output dari sistem budidaya udang agar dapat dimanfaatkan oleh komoditas lainnya yaitu ikan nila. “Jadi dalam satu media petak tambak, dibuat ruang khusus pada central drain yang dibatasi waring. Pada ruang tersebut dibudidayakan ikan nila”jelas Makmur. “Dengan demikian output dari budidaya udang yang terkumpul pada central drain akan dimanfaatkan oleh ikan nila”tambahnya.