Budidaya udang vaname intensif sistem bioflok merupakan suatu teknik budidaya udang yang sekaligus memperbaiki kualitas air tambak secara ramah lingkungan. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui kondisi kualitas air tambak setelah bioflok ditumbuhkan di tambak. Dua petak tambak ukuran 3520 dan 3946 m2 ditebari benur vaname PL 10 masing-masing dengan padat tebar 75 ekor/m2. Penumbuhan bioflok dilakukan setelah satu bulan pemeliharaan udang, dengan cara menambahkan sumber C-karbohidrat (molase) ke dalam air tambak agar CN rasio di air tambak > 10 : 1 (tambak B). Satu petak tambak lainnya sebagai kontrol tanpa penambahan sumber C- karbohidrat (tambakA). Pakan udang diberikan setelah penebaran dengan dosis 100% dari total biomassa udang pada dua minggu pertama dan setiap dua minggu berikutnya jumlah pakan yang diberikan menurun hingga mencapai dosis 2,5% dari total biomassa udang setelah udang mencapai masa pemeliharaan bulan keempat. Kualitas air tambak (salinitas, pH, dan oksigen terlarut) dimonitor setiap hari. Total Vibriosp. di air dan sedimen tambak, amoniak, nitrit, nitrat, fosfat, Bahan Organik Total (BOT) dimonitor setiap dua minggu sekali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa total populasi Vibriosp. di air tambak yang ditumbuhkan biofloknya (tambak B) pada kepadatan 1,19 x 10 cfu/mL hingga 1,70 x 10 cfu/mL lebih rendah daripada di tambak yang tidak diupayakan tumbuh biofloknya (tambak A) 2,35 x 10 cfu/mL hingga 2,38 x 10 cfu/mL. Rata- rata konsentrasi amoniak lebih rendah di tambak B (0,57 mg/L) daripada tambak A (0,86 mg/L). Konsentrasi nitrat dan fosfat, tampak lebih tinggi di tambak (tambak B), sedangkan konsentrasi Bahan Organik Total (BOT),tampak lebih rendah setelah di tambak B bioflok tumbuh padat.
Peneliti: Gunarto, dan Nurbaya