Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh aplikasi bakteri probiotik berbeda terhadap sintasan dan produksi udang windu di tambak semi-intensif dengan padat penebaran tokolan 10 ekor/m . Jenis bakteri probiotik yang diuji adalah A) Bakteri probiotik BM12 secara terus menerus sejak minggu ke dua hingga minggu ke 15; B) Pergiliran bakteri probiotik BM12 pada bulan I, BM31 bulan II, BM58 bulan III, dan BM12 bulan IV; dan (C) Pergiliran bakteri probiotik BT951 pada bulan I, MY1112 bulan II, BL542 bulan III, dan BT951 bulan IV. Masing-masing perlakuan diulang tiga kali dalam Rancangan Acak Lengkap (RAL). Penelitian menggunakan 9 petak tambak 250 m di ITP Marana, Maros, yang masing-masing diaerasi dengan blower supercharge. Hasil penelitian menunjukkan, bahwa sintasan udang windu tertinggi dicapai pada perlakuan probiotik C (50,67%), diikuti perlakuan probiotik B (40,22%, namun satu ulangan mengalami kematian akibat serangan “White Spot Syndrome Virus”), dan probiotik A (38,95%). Sedangkan produksi udang windu tertinggi dicapai pada perlakuan B (320 kg/ha, namun satu petak mati semua), kemudian perlakuan C (269,7 kg/ha) dan A (190 kg/ha). Secara statistik ketiga perlakuan ini berbeda tidak nyata (P>0,05) terhadap sintasan dan produksi udang windu. Relatif rendahnya sintasan dan produksi udang windu pada penelitian ini terkait dengan adanya serangan WSSV yang belum mampu diatasi oleh bakteri probiotik yang diaplikasikan, karena seringnya hujan selama penelitian.
Peneliti: Endang Susianingsih, Nurbaya dan Muharijadi Atmomarsono