PEMELIHARAAN LARVA KEPITING BAKAU, Scylla paramamosain DENGAN SUHU AIR BERBEDA

1413

larva kepitingSuhu air berpengaruh pada kecepatan perkembangan dan sintasan larva kepiting bakau yang dipelihara. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh perbedaan suhu air pada kecepatan perkembangan dan sintasan larva kepiting bakau, S. paramamosain. Enam bak fiber kerucut volume 300 L masing-masing diisi air sumur bor volume 250 L, selanjutnya dipilih secara acak sebanyak tiga bak untuk dipasangi heater agar suhu air stabil pada kisaran 31 – 33 C (A) dan tiga bak lainnya tidak dipasangi heater dengan kisaran suhu air 28,7 – 30,5 C (B). Padat tebar larva di bak fiber 100 ind./L. Pakan pada stadia zoea-1 dan 2 hanya berupa rotifer, dan artemia diberikan setelah larva mulai mencapai stadia zoea-3. Sampling populasi larva dilakukan setiap lima hari sekali dengan cara mengambil air dalam bak yang berisi larva menggunakan mangkok volume 200 mL dilakukan secara acak di tiga titik di setiap bak. Selanjutnya jumlah larva yang ada dihitung dan dirata-ratakan sebagai hasil populasi larva/L. Hasil penelitian menunjukkan bahwa populasi larva relatif stabil pada minggu pertama pemeliharaan, namun pada periode selanjutnya populasi larva semakin menurun terutama di perlakuan A. Stadia zoea-5 dicapai setelah masa pemeliharaan hari ke 14 dan setelah hari ke 16 dengan sintasan 20 + 7,21% (perlakuan A) dan 59 + 22,31% (perlakuan B), di mana secara statistik menunjukkan perbedaan nyata (P < 0,05) diantara kedua perlakuan tersebut.

Peneliti: Gunarto dan Herlinah Jompa

full text