Potensi budidaya perikanan air payau (tambak) di Provinsi Banten cukup luas yaitu mencapai 6.064 ha dan 4.600,5 ha yang masing-masing tersebar di Kabupaten Serang dan Tangerang. Namun budidayanya sampai saat ini belum sepenuhnya tergarap secara optimal. Banten menargetkan produksi udang (windu/vaname) pada tahun 2012 mencapai 3.090 ton, tahun 2013 sebanyak 3.720 ton dan tahun 2014 sebanyak 4.700 ton. Untuk itu, diperlukan upaya untuk mengoptimalkan tambak tersebut melalui budidaya yang efisien dan efektif serta berkelanjutan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kondisi tambak sebagai upaya peningkatan produktivitas tambak melalui teknologi yang tepat di Provinsi Banten. Hasil pengamatan dilapangan, umumnya produktivitas tambak yang ada dinilai masih rendah terutama kualitas tanah (bahan organik rendah, kurang N dan P, Fe tinggi) dan udang mati masal sebelum dipanen yang disebabkan oleh menurunnya kualitas lingkungan dan penyakit. Sebagian besar tambaknya kurang terawat dan rusak sehingga perlu perbaikan. Diperkirakan 5-10% dari tambak yang ada dapat dikembangkan untuk budidaya udang semi intensif hingga intensif. Sedangkan selebihnya untuk sistem tradisional hingga tradisional plus atau polikultur udang windu/vaname dengan rumput laut dan ikan (bandeng/nila). Kondisi tambak yang tidak bisa dimanfaatkan untuk budidaya udang dapat dikembangkan untuk budidaya bandeng, rumput laut. Sedangkan tambak yang rendah salinitasnya (<5 ppt) dapat dikembangkan untuk budidaya nila sp. Upaya untuk menunjang produksi tambak yang antara lain dengan memperdalam tambak, karena tambak yang ada banyak yang dangkal dan upaya meningkatkan produktivitas tambak dengan reklamasi dasar tambak dan pemberian pupuk (anorganik maupun organik); melengkapi petak tambak dengan petak tandon yang baik untuk mengurangi cemaran dari sumber air; menata dan memperbaiki saluran yang rusak atau tidak berfungsi agar dapat mengairi tambak dalam jumlah yang cukup, memperbaiki sarana jalan ke lokasi tambak untuk memudahkan transportasi saprotan dan menanam mangrove untuk mencegah abrasi.
Peneliti: Brata Pantjara dan Anamg H Kristanto