Dinas KP Pangkep Bersama Pembudidaya Dan Peneliti BPPBAP Turun Bersama Ke Lokasi Kematian Ikan Bandeng Di Tambak

960

pizap-com14775817719481

Maros, 27/10/2016.  Kematian ikan bandeng di tambak masyarakat di Kecamatan Labakkang Kabupaten Pangkep direspon serius oleh Dinas KP Kab Pangkep.  Guna mendapatkan hasil yang komprehensif, Ir. H.M. Natsir Sulaeman, Kepala Dinas KP Pangkep meminta Kepala BPPBAP untuk menurunkan tim peneliti ke lokasi kejadian.  Prof Akhmad Mustafa, Kepala BPPBAP segera menindaklanjuti dengan membentuk tim yang dipimpin oleh Ir. Muharijadi Atmomarsono, M.Sc, pakar patologi, kesehatan ikan dan lingkungan BPPBAP, dengan supervisi oleh Prof Rachman Syah.

“Bentuk respon kami segera membentuk tim peneliti dan melakukan rapat persiapan pengambilan sampel di tambak-tambak yang terjadi kematian ikan”ungkap Muharijadi.  Tim yang dibentuk terdiri dari peneliti dan teknisi BPPBAP yaitu Mudian Paena, Muh, Chaidir Undu, Rezki Antoni, Ruzkiah Asaf, Bunga Rante Tampangallo, Indra Jaya, Rosiana Sabang, Laode Hafiz, Hakim Madeng.

Tim tersebut sudah melakukan pengambilan sampel di lapangan dimulai hari Rabu, 26/10/2016 bersama tim dari Dinas KP Pangkep, Ir. Muh. Saenong, MS dan pembudidaya.  Kepala Bidang Perikanan Budidaya Dinas KP Pangkep, Dr. M. Sabrun turun langsung bersama tim melihat tambak di Desa Bonto Manai Labakkang.  “Kejadian yang menimpa pembudidaya kita sudah berlangsung kurang lebih lima tahun terakhir, namun tahun ini, khususnya baru-baru ini kematian ikan yang terjadi terus bertambah dan tidak normal”jelas M. Sabrun.  Ir. Saenong, MS menambahkan fenomena ini terjadi secara bertahap dimana setiap hari ada saja ikan yang mati di tambak.

Pak Awaluddin, salah satu pembudidaya yang tambaknya terkena kejadian kematian ikan mengatakan ikan yang mati umumnya pada umur dan ukuran bervariasi namun dominan pada umur 4 bulan lebih.  “Bahkan pernah kami temukan ikan bolu (bandeng) di tambak menancap di lumpur dasar tambak, sehingga tidak terlihat mati mengambang di pinggiran tambak”jelasnya.

sampel-ikan

Penyebab fenomena ini masih coba diurai berdasarkan sampel yang telah dikumpulkan dan dibawa ke laboratorium terakreditasi BPPBAP dan lab lain yang kompeten. “Tim sudah melakukan pengumpulan sampel air, sedimen, lumut, klekap dan organ dalam ikan yang kami temukan mati di tambak.  Semua sampel tersebut akan dianalisis variabel-variabel kunci sesuai hipotesa yang kami susun bersama tim dinas dan berdasarkan informasi dari pembudidaya”papar Mudian, koordinator lapangan tim BPPBAP. “Informasi dari pembudidaya sangat bermanfaat untuk mengurai permasalahan ini dan kami mengetahui histori, cara dan pola berbudidaya masyarakat selama ini”tambah Mudian.

“Kami sangat apresiasi dengan tanggap cepat dari Dinas KP Pangkep dan kolaborasi ini.  Tentu kerja-kerja seperti ini menjadi modal sosial yang kuat antar institusi untuk mendapatkan solusi dari permasalahan yang terjadi di masyarakat. Tidak ada yang bisa kita kerjakan sendiri, perlu kerja sama”jelas Mudian dan M.Sabrun yang bersama-sama di lokasi kejadian.

Tim BPPBAP kembali turun ke lokasi pada hari Kamis, 27/10/2016 untuk melengkapi koleksi sampel dari tambak lain yang juga mengalami masalah yang sama.  Muh. Chaidir Undu, peneliti kualitas perairan BPPBAP menjelaskan bahwa waktu untuk melakukan survei lapangan tidak menjadi pembatas untuk mendapatkan data yang utuh.  “Kami upayakan untuk mendapatkan informasi fisik, kimia dan biologi dari tambak dan menggali informasi dari pembudidaya langsung”sambungnya.

Hasil analisis dari laboratorium akan dibahas bersama tim BPPBAP dan dikoordinasikan dengan Dinas KP Pangkep.  Pembahasan dan uraian dari hasil penelitian ini akan diformulasikan menjadi rekomendasi budidaya tambak di Kabupaten Pangkep untuk tindakan perbaikan dan pencegahan di masa mendatang.