Ikan bandeng digemari masyarakat terutama di Sulawesi Selatan dan Jawa menyebabkan bandeng merupakan komoditas strategis pada budidaya air payau dan laut. Bandeng memiliki tingkat prefarensi konsumsi yang tinggi yang memberikan konstribusi yang besar terhadap peningkatan gizi masyarakat. Pengelolaan budidaya bandeng dapat dilakukan dengan mudah yang ditunjang dengan ketersediaan benih dari alam dan perbenihan, lahan tambak dan perairan umum yang luas serta tenaga berpengalaman tersedia secata alami. Pengembangan budidaya bandeng saat ini masih terbatas pada sistem budidaya tradisional seperti yang dilakukan di Sulawesi, Jawa, Kalimantan, sumatera dan daerah lain di Indonesia dengan tingkat produktivitas yang masih rendah (400-700 kg/ha/mt. Peningkatan produksi dapat dilakukan dengan berbagai cata diantaranya penggunaan teknologi budidaya seperti budidaya ikan bandeng sistem tradisional plus, penggunaan benih bermutu mencapai 1.085 kg/mt dan 829,6 kg/ha/mt. Sedangkan pada budidaya sistem KJA di muara sungai mencapai 68,8 kg/mt untuk keperluan umpang dan 124,8 kg/mt untuk bandeng konsumsi. Parameter kualitas air pada semua sistim budidaya masih pada batas yang normal untuk pertumbuhan ikan bandeng.
Peneliti: Burhanuddin