Peneliti BPPBAP Paparkan Peningkatan Produktivitas Tambak Berbasis Informasi Spasial

828

diseminasi-pinrang

Wujud kerja sama litbang antara Pemkab Pinrang dengan Badan Litbang Kelautan dan Perikanan ditunjukkan dengan pelaksanaan penelitian geospasial lahan tambak di Kabupaten Pinrang tahun 2016.  Penelitian tersebut dilaksanakan oleh para peneliti Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Air Payau (BPPBAP) salah satu unit kerja Kementerian Kelautan dan Perikanan yang berlokasi di Maros.  Koordinator penelitian geospasial tersebut, Dr. Tarunamulia memaparkan hasil penelitian dalam acara ekspose hasil penelitian dan kegiatan pengembangan perikanan budidaya air payau di Pinrang hari Kamis, 29/9/2016.

Acara ekspose litbang tersebut merupakan kerja sama antara BPPBAP dengan Dinas Kelautan dan Perikanan Pinrang.   Turut hadir dan membuka acara, Bapak Wakil Bupati Pinrang, Muh. Darwis Bastama, SP.  Dalam sambutannya beliau menyampaikan dukungan pemkab untuk peningkatan infrastruktur yang mendukung kegiatan budidaya di Pinrang. “kita telah mengadakan alat berat berupa excavator ampibi untuk membantu revitalisasi saluran dan tambak, bahkan biaya operasionalnya sudah dimasukkan dalam anggaran daerah”jelas Darwis.   Hadir pula Kepala Dinas KP Pinrang, Ir. H Andi Budaya dan Kepala BPPBAP, Prof Andi Akhmad Mustafa, serta perwakilan Dinas KP Provinsi Sulsel, Ir, Amri Tjonneng, MS.    Dalam sambutannya, Prof Akhmad menyampaikan dukungan litbang secara terus menerus untuk berkontribusi meningkatkan produksi dan kesejahteraan pembudidaya dalam kerangka akuakultur berkelanjutan.

img_8696

 

Selain Dr. Tarunamulia, para pakar perikanan budidaya hadir memberikan materi yaitu Prof Hatta Fattah (guru besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan UMI), Dr. Andi Parenrengi (peneliti genetika udang), Ir. Muharijadi Atmomarsono, M.Sc (peneliti patologi dan kesehatan lingkungan).  Diskusi berlangsung dinamis yang dipandu oleh Mudian Paena, S.Pi, M.Si sebagai moderator.

Secara khusus, Dr. Tarunamulia menyampaikan materi menarik dari penelitian yang difokuskan di Kecamatan Suppa  Pinrang yang juga sebagai kawasan minapolitan yang ditetapkan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).  “Bagaimana meningkatkan produktivitas tambak melalui Peta” ujar Taruna membuka paparannya.  Pendekatan holistik yang digunakan memandang bahwa kawasan budidaya bukan hanya ditinjau dari aspek biofisik semata, tetapi juga kelompok-kelompok sosial dan kelembagaan pada kawasan tersebut. “Kadang penetapan lokasi sering kurang mempertimbangkan karakteristik rinci kualitas lingkungan, serta potensi dampak dari kegiatan budidaya, sehingga inventarisasi, monitoring dan evaluasi mutlak diperlukan untuk memastikan keberlanjutan”ungkap Alumni University of New South Wales Australia ini.  “Sehingga perangkat perencanaan spasial seperti Sistem Informasi Geografis dan Remote Sensing diperlukan untuk memudahkan pekerjaan tersebut”sambungnya.

contoh-peta

Peta informatif yang dihasilkan memuat beragam informasi yang meliputi kondisi biofosik tambak, kepemilikan, luasan, manajemen budidaya, input yang digunakan, produksi, bahkan informasi distribusi bimbingan teknis atau pelatihan yang telah diterima oleh pembudidaya.  “Informasi detail ini akan memberikan akumulatif informasi mengenai segala hal yang terkait tambak.  Sehingga kita bisa mengetahui hal-hal yang masih kurang dan perlu dibenahi.  Jadi produktivitas tambak bisa ditingkatkan berbasis informasi spasial”ungkap Taruna.  “Dengan demikian secara langsung dan tidak langsung informasi spasial yang dibangun sangat membantu untuk peningkatan produktivitas tambak”tambahnya.  Secara lengkap, Taruna memberikan contoh informasi kondisi tanah tambak yang terekam dalam informasi atribut peta akan membantu kita untuk menentukan dosis pupuk yang tepat dan seimbang.  “Pemberian pupuk harus seimbang sesuai kondisi tanah tambak, seperti pemberian menu seimbang pada manusia”tuturnya memberikan analogi.

Informasi-informasi yang terekam dalam peta dibangun dari penelitian di lokasi dan dapat diupdate sewaktu-waktu.  Oleh karena itu, perlu dukungan SDM yang tekun untuk melakukan penambahan dan update informasi.  BPPBAP akan mendukung peningkatan kapasitas SDM dari Dinas KP dan penyuluh secara khusus untuk basis pemetaan yang terkait dengan informasi spasial tersebut.   “Insya Allah secara bertahap akan dibangun sistem informasi berbasis website sehingga mudah diakses oleh pihak terkait”jelas Taruna diakhir paparannya.  Penelitian ini merupakan upaya awal untuk membangun sistem tersebut.  Tim peneliti BPPBAP yang melakukan penelitian di Pinrang tahun 2016 yaitu Dr. Tarunamulia (ketua tim), Prof Akhmad Mustafa, Ir. Andi Marsambuana, MS, Ir. Erna Ratnawati, Hasnawi, S.Kel, M.Si, Admi Athirah, S.Pi, M.Si, Kamariah, S.Si, Dra. Rosiana Sabang, M. Arnol, Hakim Madeng, S.Pi, Rahmiyah, dan Maryam.

Ditempat yang sama, Kepala Dinas KP Pinrang bahwa kegiatan litbang dan pengembangan perikanan budidaya akan terus dilakukan bekerja sama dengan berbagai institusi dan dukungan para pakar dan guru besar. “Tentunya pengembangan budidaya berbasis ilmu dan dukungan dari para pakar akan lebih fokus menyelesaikan masalah, sehingga sangat membantu program-program Dinas KP Pinrang”harap Budaya.

Sumber : Koran Makassar Online