Udang windu Penaeus monodon merupakan salah satu komoditas ekspor perikanan yang sampai saat ini terus dibenihkan. Untuk mendapatkan benih yang berkualitas maka penggunaan pakan yang bermutu baik selama pematangan gonad akan menghasilkan telur dan larva yang baik pula. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pakan cacing laut dan moist pellet terhadap pematangan gonad udang windu. Hewan uji yang digunakan adalah induk udang windu yang berukuran 133,9+22,0 g, yang diperoleh dari nelayan di perairan Selat Makassar, Sulawesi Selatan. Wadah pemeliharaan induk adalah 3 (tiga) buah bak beton volume 3,0 m . Induk terlebih dahulu diadaptasikan dengan wadah dan pakan moist pellet selama 2 (dua) minggu sebelum diberi perlakuan. Perlakuan yang diterapkan adalah: cacing laut 100%, cacing laut 50% + moist pellet 50%, dan moist pellet 100%. Jumlah hewan uji setiap perlakuan adalah 20 ekor dengan rasio jantan dan betina 1:1 (10 ekor induk betina dan 10 ekor induk jantan). Untuk mempercepat pematangan gonad maka semua induk betina di ablasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan penggunaan pakan cacing laut 100% diperoleh daya tetas telur 78,61% dan cacing laut 50% + moist pellet 50% adalah 75,55%, sedangkan dengan pakan moist pellet 100% induk udang hanya mencapai tingkat kematangan gonad I. Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa dengan penggunaan pakan cacing laut 100% atau kombinasi cacing laut 50% + moist pellet 50% didapatkan tingkat kematangan gonad dan daya tetas telur udang windu yang sama.
Peneliti: Samuel Lante, Andi Parenrengi dan Syarifuddin Tonnek