Pengembangan perikanan budidaya dimasa datang harus mendorong masyarakat perikanan untuk meningkatkan daya saing hasil perikanan budidaya air payau pada tambak marjinal di kawasan pesisir dapat ditingkatkan melalui penerapan polikultur udang, bandeng, nila merah dan rumput laut. Budidaya polikultur mempunyai keunggulan dibandingkan monokultur terutama dalam efisiensi pemanfaatan ruang, peningkatan daya dukung lahan dan peningkatan nilai tambah bagi pembudidaya tambak yang lahannya kurang produktif. Diharapkan dengan polikultur udang, nila merah, bandeng dan rumput laut dapat meningkatkan produktivitas tambak yang lebih baik. Hasil penelitian polikultur di tambak marjinal di Kabupaten Pinrang Sulawesi Selatan telah dihasilkan udang windu sebesar 127,92 kg/ha, nila merah 644 kg/ha dan rumput laut 4 ton/ha polikultur lainnya dihasilkan udang windu 117,8 kg/ha, bandeng 637 kg/ha, dan rumput laut 4,3 ton/ha. Hasil yang terendah diperoleh pada polikultur udang windu dan rumput laut yaitu sebesar 110,6 kg/ha udang windu dan rumput laut yaitu sebesar 4,8 ton/ha. Secara ekonomis polikultur udang windu, nila merah dan rumput laut memberikan keuntungan yang lebih tinggi (Rp. 8.916.000 per siklus dan BC rasio 1,77) dibandingkan polikultur udang windu, bandeng dan rumput laut (Rp.8.641.000 per siklus dan BC rasio 1,74) da terendah pada polikultur udang windu dan rumput laut (Rp.3.871.000 per siklus dan BC rasio 1,55).
Peneliti: Brata Pantjara*, Agus Nawang* dan Irshapiani Insan**
*)Balai penelitian dan Pengembangan Budidaya Air Payau
**)Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan Budidaya