Pengaruh suhu dan salinitas pada sintasan larva kepiting bakau, Scylla oli vacea di panti benih kepiting instalasi tambak Marana, Maros

1374

Kualitas air media pemeliharaan pada fase awal larva yang sangat dominan berpengaruh adalah  faktor suhu dan salinitas. Untuk itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui suhu dan salinitas yang optimal bagi sintasan zoea  kepiting bakau, Scylla olivacea. Penelitian ini dilaksanakan di panti benih  Kepiting Instalasi Tambak Maranak BRPBAP Maros. Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 (dua) tahap yakni penelitian dan pengamatan suhu  dan salinitas pada waktu/periode yang berbeda. Suhu diset dalam 3 perlakuan yakni 28°C, 30°C, dan 32°C sedangkan salinitas 26 ppt, 28 ppt, dan 30 ppt masing-masing dua ulangan  dan keduanya didesain  dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Zoea-1 dipelihara didalam bak fiber 300 L dengan padat tebar larva 100 ekor/L . Pakan yang diberikan  berupa rotifera dan naupli Artemia. Pengaturan suhu menggunakan  thermostat heater dan salinitas diatur melalui  mengenceran dengan air tawar. Pergantian air  dilakukan pada stadia zoea-1 dan zoea-2 sebanyak 10%, stadia zoea-3 dan 4 sebanyak 30% dan zoea-5 sebanyak 40%. Peubah yang diamati adalah sintasan, kecepatan perkembangan stadia, dan kualitas air berupa salinitas, pH, DO, suhu air, nitrit dan amoniak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa  aplikasi suhu maupun salinitas  tidak berpengaruh nyata (p>0,05) terhadap perkembangan dan sintasan  larva. Namun demikian, pada bak pemeliharaan degan suhu 30°C relatif lebih baik dibanding pemeliharaan  pada suhu 28°C dan 32°C. Sedangkan untuk penelitian  salinitas diperoleh  pemeliharaan larva pada salinitas 26 ppt relatif lebih baik dibanding salinitas  28 dan 30 ppt.

Peneliti: Herlinah, Aan Fibro Widodo, dan Gunarto

full text