Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi tanaman asosiasi mangrove dari beberapa daerah pertambakan di Sulawesi Selatan sebagai penghasil anti V. parahaemolyticus penyebab penyakit pada udang windu Penaeus monodon. Penelitian dilakukan di Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Air Payau, Maros dari Februari-Mei 2013. Penelitian terdiri dari beberapa tahapan meliputi: 1) pengadaan tanaman; 2) pengeringan tanaman; 3) pembuatan simplisia; 4) ekstraksi herbal; 5) uji aktivitas antibakteri; dan 6) uji Minimum Inhibition Concentration (MIC). Sebanyak 89 sampel tanaman asosiasi mangrove dikumpulkan dari beberapa lokasi di Sulawesi Selatan. Hasil uji bioassay menunjukkan bahwa 76 (85,39%) sampel positif mengandung anti V. parahaemolyticus yang terdiri dari 28 sampel berasal dari Kab. Maros, 37 sampel berasal dari Kab Pangkep, 6 sampel berasal dari Kab. Luwu Timur, 2 sampel dari Kab. Takalar, dan 3 sampel dari Kab. Bone. Hasil Analisis Minimum Inhibition Concentration (MIC) menunjukkan bahwa sebanyak 27 sampel memperlihatkan aktivitas anti V. parahaemolyticus paling tinggi dengan nilai MIC terendah yaitu 0,1 mg/l, selanjutnya 2 sampel dengan nilai MIC 1 mg/l, 4 sampel dengan nilai MIC 10 mg/l, 7 sampel dengan nilai MIC 100 mg/l dan 6 sampel dengan nilai MIC 1000 mg/l. Aktivitas anti V. parahaemolyticus paling rendah adalah 30 sampel dengan nilai MIC 10.000 mg/l. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tanaman asosiasi mangrove dari beberapa daerah di Sulawesi Selatan sangat potensial sebagai sumber anti V. parahaemolyticus penyebab penyakit pada udang windu (P. monodon).
Peneliti: Muliani, Nurbaya, dan Endang Susianingsih