Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perbedaan kepadatan kepiting bakau yang dipelihara secara resirkulasi terhadap kondisi kualitas air. Penelitian ini didesain dengan rancangan acak lengkap dengan empat perlakuan dan dua ulangan. Kepadatan kepiting yang diujicobakan yaitu kepadatan 1 ekor/ bak, 2 ekor/bak, 3 ekor/bak, dan 4 ekor/bak. Jenis filter dalam sistem resirkulasi yang diamati pada penelitian ini ada tiga yaitu: 1) filter arang + rumput laut (Gracilaria sp.), 2) rumput laut (Gracilaria sp.), 3) arang dan satu perlakuan tanpa filter sebagai kontrol. Penelitian berlangsung kurang lebih satu bulan. Pada minggu pertama digunakan filter rumput laut dan arang, minggu kedua digunakan filter rumput laut, minggu ketiga digunakan filter arang dan minggu keempat tanpa filter. Kualitas air yang diamati meliputi suhu, salinitas, pH, alkalinitas, DO, nitrit, nitrat, TAN (total amoniak nitrogen), dan fosfat. Kualitas air media yang diamati pada berbagai kepadatan kepiting bakau menunjukkan tidak berbeda nyata (P>0,05) antar kepadatan pada setiap jenis filter yang diujicobakan. Filter arang dengan volume berat yang lebih besar dari rumput laut dengan perbandingan sekitar 8:1 memiliki kemampuan yang lebih baik dalam menurunkan kadar nitrit dan TAN dibandingkan dengan menggunakan filter rumput laut. Pemeliharaan kepiting bakau secara resirkulasi pada kondisi indoor sampai dengan kepadatan 4 ekor/m2 dapat mengunakan filter arang saja dan bisa juga dikombinasikan dengan filter rumput laut dengan memperhatikan jumlah organisme yang dipelihara, volume air dan berat filter arang, dan rumput laut yang digunakan.
Peneliti: Muhammad Nur Syafaat, Gunarto, dan Sahabuddin