Teknik perbanyakan benih rumput laut, Gracilaria verrucosa melalui teknik kultur jaringan

1415

Indonesia sebagai negara Maritim, mempunyai  prospek yang cukup cerah dalam memproduksi rumput laut dan turunannya. Beberapa daerah telah terbukti  dapat menghasilkan berbagai jenis rumput laut yang mampu memasok bahan baku produk primernya. Untuk meningkatkan produktivitas rumput laut perlu perbaikan teknik budidaya melalui penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek). Keanekaragaman jenis rumput laut di perairan Indonesia cukup tinggi  tetapi pada saat ini  baru dikenal enam jenis yang bernilai ekonomis tinggi, yaitu Gelidium, Gelidiellla, Hypnea, Euchema, Kappaphycus, dan Gracilaria. Tiga jenis terakhir telah dibudidayakan oleh masyarakat. Jenis-jenis rumput laut secara  (karaginofit) dan agar (agarofit), serta alginat ( alginofit). Secara umum rumput laut  yang tersebar di Perairan  Indonesia sudah banyak dimanfaatkan sebagai bahan makanan, kosmetik, media kultur mikroba, dan obat tradisional.

Usaha budidaya rumput laut telah berkembang demikian pesatnya, terutama dikawasan timur Indonesia baik di tambak  maupun laut. Wilayah yang telah berhasil mengembangkan budi daya rumput laut antara lain Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi, Kalimantan Timur dan Selatan, Maluku dan Papua. Namun, produktivitasnya masih rendah  karena benih yang diperoleh  di alam pada umumnya tidak berkesinambungan dan sangat tergantung pada musim. Selain itu benih  yang digunakan secara terus menerus akan mengalami kemorosotan kualitas, sehingga rentan terhadap penurunan kualitas lingkungan dan penyakit.

Usaha pengembangan budi daya rumput laut harus ditunjang dengan penyediaan benih berkualitas  yang berkesinambungan dan tidak tergantung pada musim. Kultur jaringan merupakan salah satu teknik yang menjanjikan  untuk perbanyakan benih secara berkesinambungan dan berkualitas tinggi.

Petunjuk teknis ini memuat  teknik perbanyakan benih rumput laut melalui teknik kultur jaringan, yang meliputi teknik penanganan  dan pemilihan eksplan cara sterikisasi  dan media pemeliharaan, serta aklimatisasi hasil kultur jaringan di alam.

Peneliti: Emma Suryati, Sulaemhn andi Parenrengi dan Rosmiati

 

full text